TUGAS PEREKONOMIAN INDONESIA
1. Tutur Kata dan Bahasa Tubuh : Saat berbicara, membuka mulut dan
gerakan tangan SBY seperti diatur dan dibuat sedemikain rupa, seperti
wayang golek digerakkan dalang, sehingga nampak membosankan. Jokowi
berbicara dengan gaya yang wajar, tidak dibuat-buat, tertawa lepas dan
humor dilepas kapan saja dengan tanpa beban.
2. Pengawalan : SBY
dan Jokowi sama-sama dikawal, bedanya SBY dikawal kelewat ketat, sedang
Jokowi dikawal secara simbolik, buktinya ada ibu ibu yang berhasil
mencium Jokowi tanpa dicegah oleh satupun pengawalnya. Bisa kita
bayangkan mungkinkah kejadian penciuman yang dialami oleh Jokowi bisa
terjadi pada SBY ?
3. Hubungan Dengan Rakyat : SBY banyak didemo rakyat, Jokowi sebaliknya, banyak dinanti rakyat untuk mengunjungi daerah mereka.
4. Hubungan Dengan Wakil : SBY memperlakukan Wakil Presiden Boediono
seperti hiasan (burung dalam sangkar), sebaliknya Jokowi memperlakukan
Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) seperti macan yang mengawal
daerahnya dan Jokowi membebaskan sang macan untuk mengaum dan menerkam
siapa saja yang tidak benar.
5. Hubungan Dengan Media Masa : SBY
mengundang media masa untuk meliput kegiatannya, sebaliknya Jokowi
dikejar-kejar awak media untuk meliputnya sehingga tak jarang awak media
kehilangan jejak Jokowi.
6. Hubungan Dengan Partai : Partai SBY
(Demokrat) diperlakukan sebagai penyambung lidahnya, sebaliknya Jokowi
diperlakukan partainya (PDIP) sebagai penyambung lidah partai. SBY
sering menggunakan waktu kerjanya untuk membicarakan partainya,
sebaliknya Jokowi tidak mau membicarakan partainya di waktu kerjanya
tetapi sering berkampanye atau mendukung kampanye di hari liburnya.
7. Pengambilan Keputusan : Konsep pengambilan keputusan SBY “Fikirkan
Dulu, Laksanakan Kemudian”, sebaliknya Jokowi “Laksanakan Dulu, Fikirkan
Masalah Yang Timbul Kemudian”. SBY yang berlatar belakang militer
ternyata tidak dapat mengambil keputusan dengan cepat,
keputusan-keputusan yang menurunkan citranya baru dibuat setelah didemo
dan dihujat kiri kanan. Sebaliknya Jokowi dapat mengambil keputusan
dengan sangat cepat (bisa dikatakan kelewat berani) yang kadang-kadang
jadi bulan-bulannya lawan-lawan politiknya, sebagai contoh masalah KJS
yang baru-baru ini terjadi.
8. Bantuan Asing : SBY kerap
mempraktikkan konsep neoliberal yang bersikap kooperatif dengan pihak
kreditor dan lebih ramah pada investor asing, sebaliknya Jokowi
cenderung menolak bantuan asing dan berkeinginan mengakusisi perusahaan
asing sebagai contoh masalah PT Paljaya.
9. Pertumbuhan Ekonomi :
SBY mengutamakan pertumbuhan ekonomi makro, keberhasilan kepemimpinan
SBY diukur dari banyaknya investasi asing yang masuk. Sebaliknya Jokowi
mengutamakan pertumbuhan ekonomi kerakyatan, keberhasilan
kepemimpinannya diukur dari kesejahteraan rakyatnya.
10. Hari
Libur : SBY nyaris tidak pernah menggunakan hari liburnya untuk
mengurusi rakyatnya, sebaliknya Jokowi sering menggunakan hari liburnya
untuk mengurusi warganya.